Kementan: Hortikultura Siap Tandingi Produksi Beras

By Admin

Foto/Ilustrasi   

nusakini.com - Presiden Republik Indonesia Jokowi sangat mengapresiasi Kementerian Pertanian terkait dengan keberhasilan swasembada beras tahun 2016 yaitu produksi gabah kering giling yang mencapai 79,3 juta ton atau setara 44,4 juta ton sedangkan kebutuhan konsumsi pertahun sebesar 33 juta ton.

Berpijak pada kinerja positif raihan swasembada beras dan capaian stok beras dibulog per Maret 2017 yang sudah mencapai 2 juta ton, Jokowi meminta kementerian pertanian untuk menggenjot sektor Hortikultura, seperti yang disampaikannya pada Rapat Kerja Kabinet di Istana Negara (4/4/2017) lalu.

Sub sektor hortikutura nusantara memiliki potensi ekspor sangat besar untuk lebih dikembangkan. Dari data yang dirilis Kementerian Perdagangan ekspor sayur dan buah Tahun 2015 mencapai 493,1 juta dollar, naik 24,7 % dibandingkan Tahun 2014 yaitu sebesar 395,4 juta dollar. Sedangkan dari data Biro Pusat Statistik (BPS) Tahun 2016 ekspor produk dan sayuran meningkat mencapai 506,6 juta dollar dan di Januari 2017 nilai ekspor produk hortikultura sudah mencapai 45,2 Juta dollar.

Selain potensi ekspor, produk hortikultura lainnya yang menjadi perhatian Pemerintan untuk ditingkatkan produksinya di tahun 2017 adalah cabai dan bawang. Capaian produksi cabai di tahun 2015 mencapai 1,9 juta ton dan dtahun 2016 meningkat jadi 2,1 juta ton terjadi peningkatan sebesar 9,95 %.

Sama halnya Bawang merah terjadi peningkatan sebesar 5,74 % di tahun 2015 produksi sebesar 1,22 juta ton dan di Tahun 2016 produksi meningkat 1, 29 juta ton. Dan sejak 2016 Kementerian Pertanian tidak lagi mengeluarkan rekomendasi impor untuk cabai dan bawang.

Berdasarkan data tersebut diatas, Kementerian Pertanian di Tahun 2017 telah mencanangkan target tanam untuk cabai seluas 338.369 Ha termasuk penambahan luas tanam 15.000 Ha dan bawang merah seluas 150.900 Ha, sudah termasuk luas tambah tanam 7.000 ha.

Kementerian Pertanian juga merancang pola sistem tanam berdasarkan wilayah untuk mensuplai daerah yang defisit, serta menghidupkan kembali “apotik hidup” yaitu berbudi daya untuk pemenuhan kebutuhan sendiri.

Ini diyakini akan berdampak pada peningkatan produksi yang artinya sektor hortikultura akan kembali swasembada . Amran Sulaeman bahkan dalam kesempatan terpisah menyampaikan untuk mencapai target sebagai lumbung pangan dunia Tahun 2045, kesemuanya harus dilakukan secara bertahap, artinya setelah beras, cabai dan bawang kita swasembada maka komoditi lainnyapun akan menyusul.(p/mk)